1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

WHO: Wabah Flu Babi Sudah Tak Bisa Dicegah

28 April 2009

Penyebaran flu babi sudah terlalu luas sehingga sudah terlalu terlambat untuk menghentikan penyebarannya. Yang bisa dilakukan hanyalah menekan dampaknya. Demikian disebutkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Seorang petugas kesehatan di bandar udara KL, MalaysiaFoto: AP

"Berdasarkan keadaan yang berkembang sekarang, maka fokus dari upaya kita sekarang mestilah benar-benar diarahkan pada upaya meminimalkan risiko ketimbang menghadang penyebaran virus. Karena nyatanya virus itu sudah tersebar cukup luas. Dan pada saat ini upaya mencegah penyebaran, bukan lagi merupakan tindakan yang masuk akal", demikian disebutkan wakil direktur WHO Keiji Fukuda.

Wabah Flu Babi memang makin menggila. Korban tewas kini sudah melampaui 150 orang. Semuanya di Meksiko, tempat awal meledaknya wabah ini. Di negeri itu, jumlah yang terinfeksi mencapai lebih dari 2000 orang. Pemerintah Meksiko terus mengambil berbagai langkah untuk meredam penyebaran virus maut itu, menekan dampaknya, dan memperluas layanan kesehatan.

Menteri Kesehatan Meksiko Jose Angel Codova mengatakan mereka sedang berada dalam tahap yang sangat menentukan, dan mengakui bahwa jumlah korban tewas masih akan terus meningkat. Pemerintah Meksiko menyerukan warganya untuk menghindari tempat-tempat keramaian. Mereka sudah menutup seluruh kegiatan pendidikan dan persekolahan di seluruh pelosok hingga 6 Mei mendatang. Di beberapa tempat, termasuk di ibu kota, berbagai kebun binatang, museum, lapangan, restoran, tempat-tempat kegiatan umum, bahkan gereja juga ditutup sementara. Sementara kegiatan bisnis keseharian pun dibatasi, kendati dunia bisnis Meksiko sudah cukup menderita sebelumnya akibat krisis ekonomi global.

Negara yang paling banyak terinfeksi flu babi selain Meksiko, adalah tetangganya, Amerika Serikat. Dengan lebih dari 50 kasus. Namun sejauh ini tidak ada yang berujung kematian. Pemerintah Amerika telah menetapkan suatu keadaan darurat kesehatan, namun presiden Barack Obama menyerukan warga Amerika untuk tetap tenang.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon menyatakan keprihatinannya. "Meksiko sebagai salah satu negara anggota PBB, dihadapkan pada wabah flu babi dalam tingkat yang gawat. Saya turut bersimpati pada pemerintah Meksiko dan para korban influenza ini. Laporan yang saya dapat memperlihatkan bahwa virus ini sudah berkembang begitu rupa, bahkan sudah menjangkau Amerika Serikat dan berbagai belahan dunia lain. Masalahnya berubah cepat dan menciptakan keadaan darurat kesehatan umum di seluruh dunia". Demikian Ban Ki Moon.

Negara yang paling banyak terinfeksi flu babi selain Meksiko, adalah tetangganya, Amerika Serikat. Dengan lebih dari 50 kasus. Namun sejauh ini tidak ada yang berujung kematian. Pemerintah Amerika telah menetapkan suatu keadaan darurat kesehatan, namun presiden Barack Obama mengatakan, bahwa keadaan tetap terkendali.

"Ini jelas memerlukan perhatian khusus dan kesiagaan tinggi. Namun tidak perlu jadi sumber kecemasan. Keadaan darurat kesehatan umum diberlakukan sekadar tindakan berjaga-jaga, untuk menjamin bahwa kita memiliki semua perangkat yang diperlukan untuk menangani persoalan ini secara cepat dan efektif." Demikian Obama mengatakan dalam briefeng inteljen harian hari Senin (27/04).

Di luar Meksiko dan Amerika Serikat, flu babi juga sudah dipastikan merambah Eropa dan Asia. Kasus pertama Eropa ditemukan di Spanyol dan Inggris Raya. Di Spanyol, dinas kesehatan mengukuhkan dua kasus positif virus ini. Sementara di Skotlandia, sepasang suami istri yang pulang dari Meksiko dinyagtakan positif flu babi. Sejumlah negara Eropa lain, Jerman, Swiss, Denmark, Swedia, Irlandia, dan Perancis, mencatat sejumlah kasus yang dicurigai flu babi. Sebagian belum dikukuhkan.

Sedangkan di Asia, kasus positif pertama flu ini ditemukan pada seorang perempuan Korea Selatan, juga baru pulang dari Meksiko.

Selandia Baru mencatat lebih dari 60 kasus yang dicurigai, namun belum semuanya dikukuhkan. Australia mencatat hampir 20 kasus, Sementara Kolumbia, Cili dan Israel mencatat kurang dari 10 kasus.

Sejumlah negara sudah mengeluarkan peringatan agar tidak bepergian ke Meksiko, bahkan ke Amerika Serikat. Namun Organisasi Kesehatan Dunia WHO menganggap, penutupan perbatasan atau larangan bepergian sudah tidak lagi efektif. Kendati mereka yang menderita sakit memang sebaiknya menunda perjalanan.

(gg/AFP/RTR/DPA/zer)