Wisata Bahari Indonesia Dipamerkan di Düsseldorf, Jerman
21 Januari 2019
Serangkaian bencana alam tahun 2018, membuat banyak turis mengurungkan niat berwisata ke Indonesia. Untuk meyakinkan wisatawan di luar negeri, Indonesia pun turun langsung di Boot Messe Düsseldorf.
Iklan
Paviliun Indonesia ramai didatangi pengunjung pameran kapal dan wisata bahari Boot Messe Düsseldorf 2019. Sebagian besar di antara mereka ingin mengetahui lokasi wisata bahari populer dari Indonesia seperti Raja Ampat, Wakatobi, Bunaken, Bali dan Pulau Komodo.
Meski pameran tak sepi peminat, agen perjalanan wisata Indonesia yang berpartisipasi dalam pameran ini mengaku berbagai bencana yang terjadi sepanjang tahun 2018, seperti gempa bumi dan tsunami di Lombok dan Palu, membuat geliat wisata di Indonesia menurun drastis.
"Mengingat beberapa bencana alam yang terjadi di tahun 2018, kita harus meyakinkan para agen wisata maupun wisatawan asal Jerman bahwa Indonesia tetap aman untuk dikunjungi,” ujar Konjen RI Frankfurt, Toferry P. Soetikno.
Menikmati Wisata Selam Bunaken dan Raja Ampat dari Düsseldorf
Indonesia unjuk gigi pada pameran wisata bahari terbesar di Eropa dengan promosikan tempat wisata menyelam selain Bali. Boot Düsseldorf juga populer di Jerman karena pengunjung bisa berselancar dan melihat putri duyung.
Foto: DW/T. Siregar
Disambut Si Putri Selam
Senyum manis Madhina Suryadi, Miss Scuba Indonesia 2017, hadir menyambut para pengunjung yang singgah ke anjungan Indonesia di pameran wisata bahari terbesar di Eropa, Boot Düsseldorf yang ke-50. Pecinta olahraga selam ini ikut mempromosikan berbagai lokasi wisata menyelam yang tersebar di berbagai pulau di Indonesia baik wisata land base (resort) atau liveboard (kapal rekreasi).
Foto: DW/T. Siregar
Pinisi berlayar bawa Indonesia
Untuk ke-5 kalinya, Kemententerian Pariwisata Indonesia tampil di Boot Düsseldorf dengan membawa simbol kapal pinisi. Pemerintah secara gratis menyediakan tempat bagi 18 industri wisata bahari di Sulawesi Utara dan Raja Ampat untuk memperkenalkan produk wisatanya selama 9 hari. Di sini mereka dapat bertatap muka dengan konsumen dan agen perjalanan potensial di Eropa.
Foto: DW/T. Siregar
Menyelam tujuh hari tujuh malam
Indonesia hanya satu dari 68 negara yang mempromosikan wisata bahari di pameran Boot, Düsseldorf. Salah satu yang paling banyak diburu adalah liburan menyelam dan Indonesia adalah surganya. Menyelam di salah satu tempat di Sulawesi Utara misalnya, adalah paket liburan yang ditawarkan sangat bersaing, mulai dari 700 Euro/7 hari (sekitar 10 juta Rupiah) hingga 2000 Euro/3 minggu (30 juta Rupiah).
Foto: DW/T. Siregar
Warga Jerman suka berwisata ke Indonesia
Tak sedikit warga asal Jerman yang terjun membuka usaha wisata bahari di Indonesia. Misalnya saja Elfriede Fortmann, ibu Putri Indonesia 2006, Nadine Chandrawinata itu membuka tempat wisata bahari di Raja Ampat. Tak ayal, di Manado saja hingga November 2017 tercatat 1700 warga Jerman datang menyelam. Sementara ada 16.400 wisatawan Jerman yang mengunjungi pulau lainnya di Indonesia tahun lalu.
Foto: DW/T. Siregar
Jamunya, Mas?!
Hal menarik lainnya di anjungan pinisi adalah minuman cocktail tanpa alkohol asal Indonesia yakni jamu tradisional. Di tangan mixologist profesional seperti Retno Wulandari racikan kencur, jahe dan jeruk nipis bisa menjadi minuman yang tak kalah nikmat. Di antaranya ada minuman herbal Jakencruk. Pada pameran Boot tahun ini diperkirakan ada sekitar 250.000 pengunjung yang datang dari 90 negara.
Foto: DW/T. Siregar
Di luar tenda pemerintah
Sebenarnya sebelum pemerintah melirik Boot Düsseldorf, telah ada pelaku industri Indonesia yang bergerak mandiri unjuk gigi di pameran itu. "Kehadiran mereka di sini sudah 15 tahun, berarti bisnis mereka bagus. Padahal untuk promosi mereka keluar dana sendiri, berarti reaksi pasar Eropa positif," ungkap Ratna Suranti, Sekretaris Tim Percepatan Wisata Bahari Kementerian Pariwisata.
Foto: DW/T. Siregar
Menyelam di mana?
Namun tak hanya industri asal Indonesia yang 'menjual' wisata bahari di Nusantara. Lebih dari 505 operator maupun agensi diving asal Eropa menjual tujuan wisata bahari Indonesia. Salah satu yang kerap menarik perhatian para calon wisatawan saat mendatangi agen perjalanan adalah Bali. Tempat lainnya di Asia Tenggara yang dikagumi warga Jerman adalah Phuket, Thailand.
Foto: DW/T. Siregar
Bali, pintu wisatawan ke destinasi lain
Tak bisa dimungkiri Bali paling diganduringi turis Eropa. Tapi menurut penyelam profesional Daniel Abimanju Carnadie hal itu tak jadi soal. "Tidak apa-apa. Tapi berikutnya begitu ke Bali turis bisa kita tarik ke tempat lain," ujarnya sambil memberi prasayarat. "Pameran penting untuk konsistensi, tapi pemerintah juga harus memperbaiki akses transportasi, kebersihan dan pelayanan di lokasi wisata."
Foto: DW/T. Siregar
Putri duyung terjebak di 'aquarium'
Tak hanya pameran destinasi menyelam yang membuat Boot Düsseldorf menarik ribuan pengunjung. Di 16 ruangan pameran, pengunjung juga bisa menikmati atraksi menarik seperti melihat putri duyung berenang di aquarium raksasa. Pengunjung juga bisa ikut menyelam dan mencoba regulator selam terbaru. Namun, bagi pemula seorang guru selam juga siap sedia menemani petualangan perdana di 'bawah laut‘.
Foto: DW/T. Siregar
Selancar ria
Pojok lain yang paling digandrungi adalah 'The Surfers Village & Beach World'. Para peselancar bisa melemaskan otot di ombak buatan di dalam bak raksasa sepanjang 65 meter. Ombak buatan itu bisa diatur hingga ketinggian 1,5 meter. Jangan takut, ada pelatih berpengalaman yang siap memberi tips dan pengawasan. Selain selancar, pecinta olahraga 'stand-up paddling' juga bisa uji kebolehan di sini.
Foto: picture-alliance/dpa/Revierfoto
Melirik kapal pesiar
Kapal pesiar mewah terbaru turut ditarik masuk ke dalam ruang pameran. Yacht terbesar berukuran 20 hingga 25 meter pun dapat disinggahi. Lewat pameran ‘boot interior,‘ para pelaku industri di seputar bisnis yacht seperti peralatan, layanan dan aksesorit yacht, bisa melihat trend terbaru apa yang bisa mereka tawarkan. Tak hanya yacht, berbagai jenis motor boat juga turut hadir di Düsseldorf.
Foto: picture-alliance/Revierfoto
Sekolah berlayar yuk!
Bagi yang penasaran ingin mencari tahu bagaimana rasanya berlayar, maka ada ‘Boot Sailing School’ disediakan di pameran tahun ini. Di laut buatan berukuran 25x10 meter, para calon kapten bisa belajar bagaimana mengatur layar ketika angin dihembuskan oleh mesin angin buatan. (Ed: ts/hp)
Foto: picture-alliance/Revierfoto
12 foto1 | 12
Apa pentingya Boot Messe Düsseldorf?
Peserta pameran dari Indonesia tersebar baik di paviliun Kementerian Pariwisata dan juga sekitar 22 eksibitor yang berpartisipasi secara mandiri. Selain pelayanan informasi, temu bisnis yang diinisiasi pemerintah melalui KJRI Frankfurt pun dilakukan agar pelaku bisnis seperti tour operator menyelam, pengusaha resor asal Indonesia dan Jerman saling bertukar informasi tentang situasi Indonesia saat ini.
Pameran kapal dan wisata bahari paling besar di Eropa ini berlangsung mulai tanggal 19-27 Januari 2019. Diperkirakan ada 2000 peserta pameran dari 73 negara. Sementara pengunjung yang datang berjumlah sekitar 250.000 pengunjung.
Perburuan yang marak, membuat hiu di kawasan Raja Ampat, Papua Barat semakin berkurang. Kresna Astraatmadja, seorang penyelam membagi pengalamannya lewat foto, saat bertemu kelompok nelayan pemburu hiu di kawasan itu.
Foto: DW/K. Atmadja
Raja Ampat surga hiu
Raja Ampat di Papua Barat adalah surga bagi para penyelam yang ingin menikmati kekayaan alam bawah laut. Kawasan ini juga terkenal memiliki populasi hiu yang sayangnya belakangan semakin menurun.
Foto: ROMEO GACAD/AFP/Getty Images
Hiu martil tanpa sirip
Hiu martil adalah jenis hiu langka yang ingin dilihat oleh banyak penyelam. Ironis, spesies langka ini ditemukan telah mati dengan kondisi menyedihkan: tanpa sirip, di sebuah pantai di Raja Ampat yang belum lama ini menyatakan diri sebagai kawasan perlindungan hiu dan pari manta.
Foto: DW/K. Atmadja
Bangkai hiu bergelimpangan
Pemandangan menyedihkan: bangkai-bangkai hiu bergelimpangan di pantai salah satu pulau di Raja Ampat. Setelah mengambil sirip, para pemburu sengaja merendam hiu yang telah mati di pinggir pantai dan setelah itu akan mengambil dagingnya untuk dijual.
Foto: DW/K. Atmadja
Sirip-sirip hiu ini dikeringkan dan siap dijual.
Lebih dari sepuluh juta hiu dibunuh di perairan nusantara setiap tahun. Itu membuat Indonesia menjadi pemasok utama dalam rantai bisnis yang bertanggung jawab atas kematian 73 juta hiu setiap tahun.
Foto: Kresna Astraatmadja
Ketidaktahuan menyebabkan kepunahan
Kemiskinan dan ketidakfahaman tentang perlunya melindungi hiu mendorong para nelayan memburu spesies yang terancam punah itu. Bisnis pariwisata Raja Ampat tidak menyentuh para nelayan, sehingga mereka terus memburu hiu yang sebetulnya menjadi daya tarik utama Raja Ampat.
Foto: Kresna Atmadja
Sirip hiu siap dijual ke Sorong
Sirip-sirip hiu dari perairan Raja Ampat yang telah kering siap dijual kepada penadah di Sorong, Papua. Sirip hitam laku Rp 1 juta per kilogram, sementara sirip hiu yang berwarna putih di ujung dijual dengan harga Rp 1,5 juta per kilogram. Permintaan yang tinggi membuat bisnis pembantaian hiu terus hidup.
Foto: Kresna Astraatmadja
Perahu tradisional pemburu hiu
Inilah perahu tradisional yang dipakai para nelayan memburu hiu di perairan Raja Ampat. Perahu ini dilengkapi tali sepanjang hingga seribu meter yang dipenuhi kail. Para pemburu biasanya terdiri dari kelompok nelayan yang ada di sekitar Raja Ampat.