Pelancong asing mengantri di bandar udara di Mataram untuk mendapatkan penerbangan pulang usai gempa meluluhlantakkan Lombok. Saat ini angka korban jiwa sudah mencapai 105 orang dan diperkirakan akan terus bertambah.
Iklan
Wisatawan asing bergegas ingin meninggalkan Lombok usai gempa bumi kedua dalam sepekan yang menewaskan setidaknya 105 orang. Mereka diberangkatkan ke Bali dengan menggunakan kapal laut dan pesawat udara.
Sebanyak4.600 turis saat ini telah dievakuasi dari Gili Trawangan dengan menggunakan kapal kecil. "Kami tidak punya listrik dan tidak ada informasi tentang apa yang harus dilakukan," kata Laurent Smadja, seorang turis Perancis yang sedang berada di Gili Meno ketika bencana terjadi. Baru pada Selasa (7/8) dia akhirnya mendapat tumpangan kapal yang membawanya kembali ke Lombok.
"Ada banyak yang ingin kembali ke Lombok karena munculnya rumor palsu seperti Tsunami," kata Muhammad Faozal, Kepala Dinas Pariwisata NTB. "Kami bisa membantu wisatawan kembali ke bandara, tapi kami tentunya tidak bisa memberikan tiket gratis," imbuhnya sembari menambahkan Dinas Pariwisata menyediakan akomodasi, makanan dan transportasi gratis untuk turis yang terdampar.
Sementara itu petugas gabungan masih berusaha mencari korban penyintas yang tertimbun reruntuhan gedung. Saat ini sekitar 20.000 penduduk dikabarkan mengungsi ke kamp penampungan. Setidaknya sebanyak 236 orang mengalami luka-luka.
Gempa terjadi pada pagi hari ketika sebagian umat Muslim sedang melakukan ibadah sholat subuh berjamaah. Sebab itu pula upaya evakuasi petugas gabungan kini diarahkan pada reruntuhan rumah ibadah. "Kami memperkirakan masih banyak korban karena kami menemukan banyak sandal di depan masjid," kata Jurubicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho.
Meski demikian tim penyelamat gabungan masih mengeluhkan kurangnya personil dan alat berat untuk mempercepat proses evakuasi. Terutama kawasan di utara dan timur Lombok yang terkena dampak paling parah hingga kini masih sulit diakses. Najmul Akhyar, Bupati Lombok Utara mengklaim wilayahnya mengalami kerusakan hingga 80%.
Keluhan serupa dilayangkan Rumah Sakit Umum Daerah Mataram (RSUD) yang terpaksa merawat pasien di luar gedung lantaran kurangnya fasilitas atau kerusakan akibat gempa. "Apa yang kami butuhkan adalah tenaga medis, kami kekurangan staf. Kami juga membutuhkan obat-obatan," kata Supriadi, Jurubicara RSUD Mataram.
Ketika Bumi Lombok Bergoyang
Puluhan kehilangan nyawa menyusul gempa di Lombok. BNPB meyakini jumlah korban jiwa akan terus bertambah. Lambatnya proses evakuasi lantaran minimnya personil dan alat berat mengancam keselamatan para penyintas bencana.
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka
Terdampar di Surga
Sekitar 1.200 wisatawan sempat terdampar di Gili Trawangan. Kondisi perairan yang dangkal tidak memungkinkan penggunaan kapal besar. Akibatnya proses evakuasi berjalan lambat. Kementerian Perhubungan terpaksa menurunkan sejumlah kapal kecil yang rata-rata hanya mampu mengangkut puluhan penumpang.
Foto: Reuters/Indonesia Water Police
Nestapa di Timur dan Utara
Gempa terutama meluluhlantakkan Lombok Utara dan Timur. Najmul Akhyar, Bupati Lombok Utara, mengatakan hingga 80% wilayahnya luluh lantak akibat gempa. "Kami membutuhkan alat berat karena sebagian masjid runtuh dan kami mencurigai jemaah masih terjebak di dalam," katanya kepada Metro TV.
Foto: Reuters/Antara Foto/A. Subaidi
Rumah Beratap Tenda
Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengklaim hingga 20.000 penduduk harus diungsikan dari rumah masing-masing. Kebanyakan ditampung di tenda darurat yang dibangun menyusul gempa bumi akhir Juli silam. Hingga beberapa hari lalu penduduk yang terdampak gempa pertama masih memilih bertahan di kamp pengungsian.
Foto: picture alliance/AP/A. Pranandi
Kerusakan Merajalela
Proses evakuasi dipersulit oleh kerusakan yang diakibatkan gempa bumi. BNPB melaporkan banyak ruas jalan dan jembatan yang tidak bisa dilalui. Selain itu sebagian besar pasokan listrik di Lombok terhenti, Kerusakan bahkan juga terjadi di kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali.
Foto: Getty Images/AFP/S. Tumbelaka
Membludak Hingga ke Lahan Parkir
Sebagian besar rumah sakit di Lombok juga kewalahan menghadapi jumlah pasien yang membutuhkan perawatan. Di beberapa tempat, pihak rumah sakit terpaksa menginapkan pasien di bagian luar lantaran fasilitas yang mengalami kerusakan. Tampak pada gambar pasien yang dirawat di pelataran parkir Rumah Sakit Umum Daerah Mataram.
Foto: Reuters/ANTARA FOTO
Berburu Tempat di Langit
Ketika petugas gabungan dan sukarelawan masih berupaya menemukan korban terakhir, sebagian wisatawan berusaha meninggalkan Lombok. Tidak sedikit warga lokal yang membantu mengantar turis ke bandara menyusul lumpuhnya fasilitas transportasi kota. Serbuan penumpang yang ingin mempercepat jadwal keberangkatan berusaha diantisipasi oleh pihak Bandar Udara Lombok dengan menyiagakan pesawat tambahan.
Foto: Reuters/Antara Foto/A. Subaidi
Asa di Balik Timbunan
BNPB memperkirakan jumlah korban jiwa akan terus bertambah. Pasalnya proses evakuasi di sebagian wilayah masih dilakukan secara manual, tanpa alat berat. Jurubicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho meyakini masih banyak penduduk yang tertimbun reruntuhan bangunan dan belum diselamatkan. rzn/p (rtr, dpa, ap)