WNI di Qatar: Khawatir Tapi Belum Ada Rencana Pulang
7 Juni 2017
Pemerintah meminta agar warga negara Indonesia yang berada di Qatar agar tetap tenang, pasca pemutusan hubungan diplomatik negara-negara Teluk dengan Qatar. WNI di Qatar berusaha tidak panik.
Iklan
Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Muhamad Basri Sidehabi berkoordinasi dengan pejabat setempat di Qatar, guna memastikan keamanan dan keselamatan warga Indonesia di negara itu. Demikian dikutip dari Antara.
Sementara itu, dalam perjalanan kembali dari kunjungan kerja di Nigeria, Menteri luar negeri Retno Marsudi transit di Doha untuk bertemu dengan Duta besar RI untuk Qatar, untuk mendapatkan laporan terkait situasi terkini dan keadaan WNI di sana.
Situasi masih normal
Dari situs kementerian luar negeri, disebutkan, situasinya sampai saat ini masih normal. Sementara ketersediaan bahan makanan dan barang di supermarket dan toko sejauh ini juga masih berlangsung normal. "Saya harapkan WNI di Qatar untuk segera melakukan komunikasi dengan KBRI jika membutuhkan bantuan," tutur Menlu.
Seorang warga Indonesia yang bermukim di Doha sejak tahun 2008 bersama keluarganya, Heru Kartano mengungkapkan dengan adanya komunikasi yang baik mengenai perkembangan situasi di Qatar, ia dan keluarganya jadi tidak merasa terlalu khawatir. "Ada kekhawatiran, tapi tak berlebihan. Karena KBRI Doha terus memberikan informasi situasi secara berkala ke masyarakat Indonesia." ujar Heru.
Gurita Duit Penguasa Qatar
Qatar yang kecil tercatat sebagai negara terkaya di dunia. Melalui investasi dan akuisisi, penguasa Doha mampu menggandakan pengaruh politiknya ke seluruh dunia. Simak daftar perusahaan asing yang dimiliki Qatar.
Foto: Reuters
Indosat
Sejak 2009 perusahaan telekomunikasi Qatar, QTel, menguasai 65% saham Indosat senilai lebih dari 3 miliar Dolar AS. Gurita investasi Doha tidak hanya berhenti di bidang telekomunikasi. Tahun 2011 Bank Nasional Qatar juga mengakuisisi mayoritas saham Bank Kesawan dan mengubah nama menjadi QNB Indonesia. Qatar juga membentuk dana investasi di Indonesia senilai satu miliar Dolar AS pada 2010 silam
Foto: Getty Images/AFP/A. Berry
Volkswagen AG
Melalui Qatar Holding, otoritas investasi Qatar memiliki 17 persen saham pada produsen otomotif terbesar Jerman, Volkswagen. Dengan jumlah tersebut Qatar merupakan investor terbesar ketiga di VW. Otomotif bukan satu-satunya sektor yang diminati penguasa Doha. QIA antara lain juga banyak menanam modal di perusahaan Jerman yang bergerak di bidang konstruksi, energi dan teknologi robotik.
Foto: picture-alliance/dpa
Barclay/London Stock Exchange
Krisis keuangan pada 2008 menjadi kesempatan buat Otoritas Investasi Qatar buat menggandakan portfolionya. QIA antara lain menguasai enam persen saham pada bank terbesar ketiga di Inggris, Barclay, dan 10,3% saham pada London Stock Exchange. Secara umum nilai investasi Qatar di Inggris mencapai angka 50 miliar Dolar AS
Foto: Reuters/T. Melville
The Shard
Qatar sejak satu dasawarsa terakhir aktif berbelanja properti di Inggris. QIA tidak hanya memiliki The Shard di London, tetapi juga perumaham mewah Chelsea Barracks dan desa Olympiade yang ditaksir bernilai lebih dari 700 juta Dolar AS. Tidak heran jika Doha sering disebut sebagai tuan tanah paling kaya di London.
Foto: picture-alliance/photoshot
British Airways
Bukan cuma QIA dan Qatar Holding, maskapai sipil Qatar Airways juga rajin menanam modal di seluruh dunia. Belum lama ini Qatar Airways menambah investasinya di dua maskapai Eropa, British Airways dan Iberia Air, menjadi 20 persen. Qatar juga membeli 10% saham Latam Airlines di Chile dan berniat terjun langsung ke pasar penerbangan domestik di India.
Foto: picture alliance/PA Wire/dpa/S. Parsons
Pertamina
Tahun 2007 Pertamina menggandeng Wintershall untuk menggarap blok minyak di Qatar. Model kontrak yang disepakati menyerupai kontrak bagi hasil dengan bagian kontraktor sebesar 15 persen dan Pemerintah Qatar 85 persen. Hingga kini blok minyak di Qatar adalah salah satu bisnis terbesar Pertamina di luar negeri
Foto: A. Berry/AFP/Getty Images
Paris St. Germain
Pada 2011 Qatar Sport Investment menjadi pemilik resmi klub sepakbola Perancis, Paris St. Germain. Sejak itu Qatar menyuntik dana besar untuk membeli pemain-pemain ternama di dunia, termasuk penyerang Swedia Zlatan Ibrahimovic. Hasilnya empat gelar juara liga Perancis berhasil dikantongi PSG.
Foto: picture-alliance/dpa/MAXPPP/F. Dugit
Rosneft
Energi adalah sektor yang paling digemari Otoritas Investasi Qatar. Desember 2016 QIA menyepakati pembelian 19,5 persen saham perusahaan minyak Rusia, Rosneft, senilai sebelas miliar Dolar AS. Doha juga membeli 24,9% saham bandar udara internasional St. Petersburg .
Foto: Dmitry Kostyukov/AFP/Getty Images
Empire State Building
Ketika membuka kantor di New York 2015 silam, Otoritas Investasi Qatar berjanji mengucurkan dana investasi senilai 35 miliar Dolar AS hingga 2020. Duit itu antara lain digunakan buat membeli 9,9% saham pada Empire State Building dan puluhan properti papan atas lain di New York, Los Angeles dan Washington DC. Qatar saat ini adalah investor gedung perkantoran terbesar ke empat di Amerika Serikat
Foto: STAN HONDA/AFP/Getty Images
Credit Suisse
Pada 2008 Qatar Holding membeli 17.98% saham pada bank Swiss, Credit Suisse. Beberapa pekan lalu otoritasi investasi di Doha mengakuisisi saham tambahan dan menggeser Olayan sebagai investor tunggal terbesar. Grup Olayan adalah perusahaan investasi keluarga asal Arab Saudi.
Foto: picture-alliance/KEYSTONE
Paiton Energy Indonesia
Paiton Energy mengoperasikan dua pembangkit listrik tenaga batu bara di Probolinggo yang berkapasitas sekitar 2.000 Megawatt. Awal tahun ini QIA melalui anak perusahaannya Nebras Power membeli 35% saham Paiton senilai Rp17 triliun atau US$1,3 miliar. Dengan langkah tersebut Qatar menguasai operator pembangkit listrik terbesar di Indonesia. (rzn/yf - forbes, ft, arabianbusiness, bloomberg)
Foto: Getty Images/E. Wray
11 foto1 | 11
Warga belum punya rencana kembali
Namun menurut Heru Kartano dari Asosiasi Pengusaha Indonesia di Qatar, kehidupan berjalan normal: "Tidak ada perubahan yang mencolok. Seperti biasa para karyawan masih bekerja nornal, sementara pelajar dan masyarakat umum pun normal dalam menjalankan aktivitas. Ada pula segelintir warga lainnya yang menimbun pasokan makanan.”
Kepada Deutsche Welle, Heru mengatakan meski situasi politik tengah panas di Qatar, ia dan keluarga serta kawan-kawannya yang berasal dari Indonesia belum memikirkan rencana untuk kembali ke tanah air.
Menlu Retno Marsudi mengaku telah berkomunikasi dengan mitra kerjanya, para menlu Timur Tengah via sambungan telepon. Di antaranya dengan Menlu Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Turki dan Iran mengenai situasi di Qatar.
Arab Saudi, Mesir, Uni Emirat Arab, Yaman dan Bahrain hari Senin (5/6) memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dalam sebuah langkah terkoordinasi. Langkah itu kemudian diikuti oleh pemerintah Libya dan Maladewa.
Ed:ap/vlz (antara, kemenlu)
Qatar: Musuh Di Jantung Teluk?
Perpecahan antara Qatar dan negara Teluk memuncak pada isu Iran. Tapi perselisihan telah lahir sejak beberapa dekade sebelumnya, menyusul sikap Mesir dan Arab Saudi yang ingin mendominasi haluan politik di Timur Tengah.
Foto: Getty Images/J. Ernst
Berawal dari Pidato Sang Emir
Perselisihan Qatar dengan negara-negara Teluk telah berlangsung sejak dua dekade silam. Namun pidato Emir Tamim bin Hamad al-Thani pada Mei 2017 yang secara terang-terangan menyatakan dukungan terhadap Iran, Hamas dan Ikhwanul Muslimin menutup pintu rekonsiliasi antara lima negara minyak di Teluk Persia.
Foto: picture-alliance/AP Photo/O. Faisal
Kebohongan Lewat Media
Seakan belum cukup, kantor berita pemerintah Qatar, QNA, lalu menerbitkan berita yang menyebut Doha menarik duta besar dari Arab Saudi, Bahrain, Mesir dan Uni Emirat Arab setelah menemukan adanya "konspirasi" melawan Qatar. Meski dibantah pemerintah di Doha, laporan tersebut kadung memicu ketegangan politik di Teluk.
Foto: Getty Images/J. Ernst
Eskalasi di Arab Saudi
Terutama kritik Tamin al-Thani terhadap sentimen anti Iran di Timur Tengah dianggap lancang. Setelah kunjungan Donald Trump ke Riyadh, Arab Saudi berusaha menekan negara-negara Timur Tengah yang masih menjalin hubungan baik dengan Iran. Trump sempat bertemu dengan Hamad al Thani di sela-sela kunjungannya di Riyadh. Tapi tidak jelas apakah keduanya membahas Iran dan terorisme
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan
Dukungan Samar Terorisme?
Perpecahan di Teluk tidak terlepas dari kebijakan luar negeri Qatar. Sejak lama negeri kecil itu bersitegang dengan AS meski bekerjasama erat di bidang militer. Washington terutama mengritik lemahnya Undang-undang anti pendanaan terorisme dan luasnya dukungan di Qatar terhadap kelompok jihadis Islam di kawasan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M.Brabu
Kisruh di Palestina
Qatar sejak lama juga menjalin hubungan erat dengan Hamas. Deklarasi Hamas pada Mei 2017 yang mengubah haluan perjuangan menjadi lebih moderat juga diyakini dibuat atas desakan Doha yang ingin menjauhkan citra negara penyokong terorisme. Pada dasarnya negara Teluk lebih suka menjalin hubungan dengan Fatah di Tepi Barat Yordan ketimbang Hamas yang bertautan dengan Ikhwanul Muslimin.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Saber
Antara Kudeta dan Kudeta
Keretakan antara Qatar dan negara-negara Arab dimulai pada kudeta damai Sheikh Hamad bin Khalifa terhadap ayahnya pada Juni 1995. Sang ayah, Emir Khalifa bin Hamad, adalah penguasa kesayangan Arab Saudi dan Mesir. Namun puteranya Hamad lebih memilih jalur independen dalam meracik politik luar negeri. Tahun 1996 sebuah kudeta yang diduga didalangi Mesir dan Arab Saudi gagal menjatuhkan Sykeih Hamad
Foto: picture-alliance/dpa
Independensi Politik
Sejak itu kebijakan luar negeri Qatar sering bersebrangan dengan Arab Saudi. Doha antara lain menjalin hubungan erat dengan Israel dan Iran (pada gambar tampak Sykeih Hamad bin Khalifa bersama bekas Presiden Iran, Mahmud Ahmadinejad). Hal tersebut dianggap duri dalam daging oleh Riyadh. Namun dukungan Qatar terhadap gerakan Islam garis keras di Timur Tengah mulai terlihat selama Musim Semi Arab.
Foto: Ilna
Hujan Duit buat Konflik
Doha tidak hanya menyokong Dewan Transisi Nasional di Libya, tetapi juga mendanai kelompok pemberontak Suriah dengan dana sebesar tiga milyar Dollar AS pada dua tahun pertama perang saudara. Financial Times juga melaporkan Doha menawarkan paket evakuasi senilai 50.000 Dollar AS untuk keluarga para gerilayawan.
Foto: Fabio Bucciarelli, AFP
Gagalnya Manuver Riyadh
Negara-negara Teluk pernah berupaya menghentikan kebijakan Doha pada 2014. Namun saat itu pemerintah Qatar mengklaim dukungan terhadap kelompok bersenjata di Timur Tengah berasal dari masyarakat, bukan pemerintah. Antara tahun 2002 hingga 2008 Arab Saudi bahkan menarik duta besarnya untuk memaksa Doha mengubah haluan. Namun manuver tersebut gagal menggerakkan Qatar.
Foto: picture-alliance/AP Photo
Arus Balik di Doha?
Pengamat yakin Qatar yang lemah harus memutar haluan politik luar negerinya agar selaras dengan keinginan AS dan Arab Saudi. Washington antara lain bisa memaksa Doha untuk mencekal petinggi Hamas dan menghentikan aliran dana buat kelompok bersenjata di Suriah dan Libya. Sebaliknya hal ini akan mengakhiri independensi politik luar negeri Qatar untuk waktu lama. (Sumber: Reuters, AP, BBC, Aljazeera)