Cina akan melanjutkan reformasi ekonomi dan keuangan dan terus membuka pasarnya kepada investor asing. Presiden Xi Jinping hari Rabu ini (18/10) membuka Kongres Partai Komunis Cina.
Iklan
Lebih 2000 anggota delegasi dari berbagai pelosok Cina berkumpul di Beijing untuk mengikuti Kongres Nasional Partai Komunis Cina (PKC). Presiden Cina Xi Jinping disambut meriah dan kemungkinan besar akan melanjutkan masa jabatan yang kedua sebagai Presiden.
Dalam pidatonya di hadapan para anggota delegasi, Xi Jinping menegaskan tekad Cina untuk terus mendorong reformasi yang berorientasi pasar dan mereformasi sektor keuangan. Pasar akan memainkan peran yang menentukan dalam alokasi sumber daya, kata Xi pada pembukaan Kongres Nasional PKC hari Rabu (18/10).
"Pintu Cina yang terbuka tidak akan ditutup, melainkan akan dibuka lebih lebar," kata Presiden Cina.
Pemerintahnya akan "membersihkan peraturan dan praktik yang menghambat integrasi pasar dan persaingan sehat, mendukung pengembangan perusahaan swasta dan merangsang vitalitas segala jenis entitas pasar," kata Xi. Dia menjanjikan Cina akan menjadi lebih terbuka di sektor jasa bagi investor asing.
Namun Xi Jinping juga meminta perusahaan-perusahaan negara agar menjadi lebih kuat dan lebih besar.
Pemerintah akan "mempromosikan penguatan, peningkatan dan perluasan modal negara, dan secara efektif mencegah hilangnya aset negara, memperdalam reformasi perusahaan milik negara dan menumbuhkan perusahaan kelas dunia yang kompetitif secara global," kata Xi
Para pengamat yakin, Xi Jinping sedang mempersiapkan diri untuk masa jabatan lima tahun yang kedua. Kalangan bisnis asing makin percaya bahwa liberalisasi pasar dipandang sebagai pendekatan sekunder, di samping pendekatannya yang berpusat pada negara dalam kebijakan ekonomi. Fokus utamanya adalah stabilitas politik dan perekonomian.
Mendongkrak konsumsi, memperkecil kesenjangan
Cina juga harus memperkuat konsumsi sebagai landasan bagi pembangunan ekonomi, kata Xi Jinping. Kelas menengah harus diperkuat dan kesenjangan antara daerah pedesaan dan perkotaan dipersempit.
Reformasi fiskal akan menjadi tujuan utama pemerintah dalam memperkuat landasan ekonomi. Pemerintah daerah diminta lebih bertanggung jawab atas anggaran dan utang mereka sendiri. Cina diperkirakan akan mencapai pertumbuhan ekonomi terkuatnya dalam beberapa tahun tahun mendatang, didorong pertumbuhan kuat di sektor konstruksi..
Lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) mengatakan hari Selasa (17/10), Cina telah mengambil "langkah awal" untuk membendung penumpukan utang yang membengkak dan perlu kebijakan yang lebih ketat untuk mengatasinya. S&P bulan lalu menurunkan peringkat kredit Cina dengan alasan, pertumbuhan kreditnya masih terlalu cepat.
Xi Jinping mengatakan, pemerintah pusat akan "mempercepat pembentukan sistem fiskal modern, menetapkan tanggung jawab yang jelas dan memperketat koordinasi keuangan dan keseimbangan regional untuk hubungan fiskal antara pemerintah daerah dan pusat."
Sejak memngambil alih kepemimpinan partai tahun 2012, Xi Jinping dengan cepat mengkonsolidasikan kekuasaannya, termasuk dengan memenjarakan saingan-saingan politiknya dengan tuduhan korupsi. Dia juga merestrukturisasi militer dan menegaskan lagi posisi Cina di panggung internasional.
Dana Investasi Negara Terbesar di Dunia
Negara dengan devisa berlimpah biasa menyisakan asetnya untuk dipakai berbisnis. Saat ini total aset yang dikelola dana investasi pemerintah di seluruh dunia mencapai 7,1 trilyun Dollar AS. Dimana posisi Indonesia?
Foto: Getty Images/AFP/R. Gacad
1. Norwegia - 885 Milyar Dollar AS
Sejak 1990 Norwegia menabung surplus keuntungan dari industri minyak milik negara untuk masa depan. Saat ini Dana Pensiun Pemerintah yang dikelola oleh bank sentral itu tercatat sebagai yang terbesar di dunia dengan nilai aset sebesar 885 milyar Dollar AS.
Foto: diegomorde/Fotolia.com
2. Cina (CIC) - 813,8 Milyar Dollar AS
Cina memiliki empat dana investasi sekaligus. Salah satunya, China Investment Corporation adalah yang terbesar dengan nilai aset 813,8 milyar Dollar AS. CIC bertugas mengelola cadangan devisa negara yang diparkir di luar negeri. Belakangan CIC gemar berbelanja di Eropa, mulai dari membeli hak distribusi gas di Inggris atau bahkan memborong aset real estate di Jerman.
Foto: picture-alliance/ dpa
3. Abu Dhabi - 792 Milyar Dollar AS
Didirikan sejak tahun 1976 untuk mengelola surplus keuntungan dari ekspor minyak, Abu Dhabi Investment Authority kini tercatat sebagai salah satu dana investasi paling gemuk di dunia. ADIA ditaksir menyimpan aset senilai 792 milyar Dollar AS, termasuk di antaranya berbagai hotel mewah di Hongkong, bandar udara London Gatwick dan raksasa gas Norwegia, Gassled.
Foto: picture alliance/AP Images/K. Jebreili
4. Arab Saudi - 598,4 Milyar Dollar AS
Arab Saudi memarkir keuntungan dari industri minyaknya di sebuah dana investasi bernama SAMA Foreign Holdings. Saat ini dana investasi yang dikelola bank sentral itu menguasai aset senilai 598,4 milyar Dollar AS. Tapi jika rencana Riyadh buat menjual sebagian saham perusahaan minyak negara Aramco terwujud, maka SAMA akan mendapat suntikan dana segar sebesar 2 trilyun Dollar AS.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
5. Kuwait - 592 Milyar Dollar AS
Otoritas Investasi Kuwait (KIA) adalah dana investasi tertua di dunia. Didirikan pada 1953, KIA yang sepenuhnya mengandalkan keuntungan dari sektor minyak saat ini mengelola aset senilai 592 milyar Dollar AS. Dalam bisnisnya KIA bersikeras tidak ingin dipengaruhi sikap politik pemerintah pusat dan semata-mata bertujuan meningkatkan nilai aset.
Foto: picture alliance/Robert Harding
6. Cina (SAFE) - 474 Milyar Dollar AS
Dana investasi terbesar kedua di Cina ini awalnya dianggap sebagai satu-satunya instansi bisnis yang berhak mengelola cadangan devisa di luar negeri. Namun status itu terpaksa dibagi dengan CIC pada 2007 silam. Sejak saat itu kedua lembaga sering terlibat persaingan bisnis. SAFE banyak menyimpan obligasi Amerika Serikat dan sejumput saham di perusahaan multinasional seperti Shell dan Rio Tinto
Foto: picture-alliance/dpa/Imaginechina/Tian Zhe
7. Hong Kong - 442,4 Milyar Dollar AS
Berbeda dengan dana investasi lain, Hong Kong Monetary Authority (HKMA) yang saat ini menyimpan aset senilai 442.4 milyar Dollar AS tidak diizinkan berbelanja di luar negeri. Sebaliknya HKMA berfungsi sebagai perpanjangan tangan bank sentral untuk menjaga stabilitas pasar saham lokal. Sebab itu HKMA cuma aktif di bursa saham Hang Seng.
Foto: imago/Photoshot/Construction Photography
8. Singapura - 350 Milyar Dollar AS
Dana investasi milik pemerintah Singapura (GIC) saat ini ditaksir bernilai 350 milyar Dollar AS. Namun berbeda dengan dompet bisnis pemerintah lain, GIC tidak memiliki aset, melainkan mengelola aset negara atas nama pemerintah. Saat ini GIC tercatat telah menanam modal di 40 negara.
Foto: picture alliance/Robert Harding World Imagery
9. Qatar - 335 Milyar Dollar AS
Otoritas investasi Qatar mengelola surplus penjualan gas dan saat ini ditaksir mengelola aset senilai 335 milyar Dollar AS. Qatar adalah salah satu produsen gas alam terbesar di dunia. Bank Sentral pernah mengukur cadangan gas alam yang dimiliki negeri kecil itu cukup untuk 138 tahun dengan kuota produksi saat ini. Tugas terbesar dana investasi adalah mendorong diversifikasi aset mancanegara.
Foto: imago/imagebroker
10. Cina (NSSF) - 236 Milyar Dollar AS
National Social Security Fund milik Cina yang saat ini menyimpan harta senilai 236 milyar Dollar AS didirikan sebagai solusi atas populasi yang kian menua. Cina kerepotan membiayai kaum manula lantaran ketimpangan demografi menyusul kebijakan satu anak yang diterapkan sejak 1970an. Menurut dewan pengawas, NSSF mengelola dana keamanan sosial untuk menjamin kesejahteraan kaum manula.
Foto: picture-alliance/dpa/L. Xiaofei
70. Indonesia - 300 Juta Dollar AS
Didirikan sejak 2006, Pusat Investasi Pemerintah saat ini menguasai aset senilai 300 juta Dollar AS. PIP didirikan untuk menyontek keberhasilan Temasek Holdings milik Singapura dan Khazanah Nasional di Malaysia. Sejak 2015 silam pemerintah mengalihkan sebagian aset PIP kepada PT Sarana Multi Infrastruktur untuk menggenjot investasi di bidang pembangunan infrastruktur.