Yaman Jadi Medan Tempur Baru Melawan Al Qaida
5 Januari 2010Latihan anggota satuan teror Yaman kerap dipertunjukkan untuk membuktikan bahwa pemerintah menindak terorisme. Tetapi jarang diperlihatkan, bahwa pelatihan berlangsung di bawah bimbingan pakar dari AS. Mereka sudah ditempatkan di Yaman selama beberapa tahun, karena negara itu menjadi markas pendukung dan anggota Al Qaida.
Situasi Yaman
Yaman, yang tidak memiliki pemerintahan sentral yang berfungsi sudah lama terancam perpecahan. Terutama karena adanya upaya separatis di selatan dan pertempuran dengan warga Syiah di bagian utara. Masalah-masalah intern ini, ditambah dengan kemiskinan besar dan kurangnya pendidikan, juga keterbelakangan dan tradisi religius yang tertanam di masyarakat, menyebabkan Yaman menjadi negara yang bisa dibilang gagal.
Situasi ini ideal bagi kelompok teroris. Mereka dapat bersembunyi di sana, karena situasi geografis dan regional yang menguntungkan. Yaman bertetangga dengan Arab Saudi, yang menjadi asal Al Qaida, juga berada di jalur laut yang strategis. Mantan Duta Besar AS di Yaman, Barbara Bodine menilai, Yaman harus dibantu agar tidak terjerumus ke sisi yang salah.
Tidak Bereaksi
Pemerintah di Washington dan sekutu-sekutunya lama tidak mengambil langkah apapun ke arah ini. Padahal perkembangan terorisme di Yaman sudah mulai dan diketahui sebelum serangan 11 September. Tahun 2000, 17 awak kapal perang "USS Cole“ tewas dalam serangan bunuh diri di Yaman. Sejak itu AS memang mencari dalang serangan, tetapi tidak memperhatikan keadaan Yaman secara umum.
Peringatan lain juga ada. Yaitu penculikan warga asing yang terjadi berkali-kali. Tetapi mereka selalu dibebaskan setelah pemerintah Yaman memenuhi tuntutan penculik. Kemudian terjadi serangan dan pembunuhan terhadap warga asing. Latar belakangnya politis dan religius.
Pengikut Al Qaida Tambah Kuat
Eskalasi meningkat sejalan dengan menguatnya pengikut Al Qaida di Yaman. Warga Yaman yang pulang dari tahanan di Guantanamo kembali aktif di organisasi teror itu. Sekitar 20 teroris berhasil melarikan diri dari penjara Yaman dan beraksi lagi. Di samping itu, pengikut Al Qaida di Arab Saudi, yang mendapat tekanan keras, bersatu dengan pengikut di Yaman dan menjadi Al Qaida di semenanjung Arab.
Sinyal-sinyal seperti itu tidak mendapat reaksi di luar negeri. Baru serangan yang gagal di Detroit Hari Natal lalu menyebabkan tanda bahaya berbunyi. Pelakunya berasal dari Nigeria, tetapi direkrut di Yaman. Presiden AS Barack Obama kini mengumumkan penyelidikan terhadap aparat keamanannya sendiri, dan juga kerjasama lebih erat dengan Yaman.
Langkah AS
Obama mengatakan, "Saya menjadikan kerjasama kita dengan pemerintah Yaman sebagai prioritas, yaitu untuk melatih dan memperlengkapi aparat keamanan mereka. Juga mengadakan tukar-menukar informasi dinas rahasia dan menyerang teroris Al Qaida.“
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Gordon Brown akan mengadakan pertemuan untuk menjelaskan perkembangan di Yaman, yang akan diadakan akhir Januari mendatang. Al Qaida menyatakan bertanggungjawab atas percobaan serangan di Detroit. Pernyataan itu menjadi ancaman terhadap Yaman, yang kemungkinan akan menjadi tempat pertempuran baru untuk membasmi terorisme.
Peter Philipp / Marjory Linardy
Editor: Hendra Pasuhuk