1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikRusia

Prigozhin: Kisah Penjual Hotdog yang Jadi "Pahlawan Bachmut"

Maria Katamadze
25 Agustus 2023

Maut menyapa Yevgeny Prigozhin di udara, saat dunia masih berspekulasi bagaimana Kremlin akan membalas pemberontakannya Juni silam. Bekas koki pribadi Vladimir Putin itu dikenal lewat aksinya dalam invasi di Ukraina.

Yevgeny Prigozhin
Yevgeny PrigozhinFoto: PMC Wagner/Telegram/REUTERS

Bersama kematian Yevgeny Prigozhin, grup tentara bayaran Wagner dikabarkan kehilangan seorang petinggi lain dalam insiden jatuhnya jet pribadi di langit Rusia, Dmitry Utkin. Dia adalah bekas perwira militer Rusia yang mengoperasikan Grup Wagner.

Spekulasi tentang pembunuhan terhadap Prigozhin mulai santer dibahas setelah dia memerintahkan pasukan Wagner menduduki Moskow, 23-24 Juni lalu. Pemberontakannya berlangsung singkat usai dimediasi Presiden Belarus Aleksander Lukashenko. 

Namun meski cuma membidik Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, Prigozhin tetap diumumkan sebagai pengkhianat oleh Presiden Vladimir Putin.

Lokasi jatuhnya pesawat pribadi yang dikabarkan mengangkut Yevgeny PrigozhinFoto: Investigative Committee of Russia/Handout/REUTERS

Maut menyapa Yevgeny Prigozhin, ketika sebuah jet pribadi, yang berangkat dari Moskow ke St. Petersburg, jatuh pada Kamis, (23/8), di Twer, dan menewaskan kesepuluh penumpang beserta awak kapal.

Bagaimana kisah bekas pedagang sosis yang melambung menjadi miliarder dan berakhir sebagai pangkhianat perang?

Warga Rusia berduka atas kabar kematian Yevgeny PrigozhinFoto: Anastasia Barashkova/REUTERS

Perpanjangan tangan Kremlin

Prigozhin mengawali karir dengan berjualan hotdog. Kelak, dia membuka restoran mewah di Saint Petersburg yang lalu menjadi lokasi favorit kaum elit, termasuk Vladimir Putin.

Berbekal koneksi tersebut, Prigozhin mengamankan kontrak-kontrak raksasa pemerintah untuk perusahaan jasa catering miliknya. Pengaruhnya kian mencolok setelah mendirikan perusahaan tentara bayaran Wagner dan membiayai kampanye hitam digital di luar negeri.

Di Suriah, pasukan Wagner membantu menyokong kekuasaan diktatur Bashar Assad. Pengalaman tersebut dimanfaatkan Kremlin ketika menginvasi Ukraina, Februari 2022 silam. Putin bahkan mengizinkan Wagner merekrut narapidana ketika militer Rusia mulai kehabisan pasukan.

Pertaruhan itu terbukti ampuh. Pada Mei 2023 lalu, Wagner merebut kota Bachmut setelah melancarkan pertempuran panjang dan berdarah. Hingga kini, pendudukan Bachmut masih dianggap sebagai keberhasilan militer terbesar Rusia di Ukraina.

Aviation expert Anthony Brickhouse speaks to DW

04:31

This browser does not support the video element.

Pembangkangan orang kepercayaan

Keberhasilan Prigozhin di Bachmut mengundang perseteruan dengan militer Rusia. Pada awal 2023, dia melontarkan makian tajam ke arah Kementerian Pertahanan yang dituduhnya sengaja memperlambat suplai amunisi bagi Wagner.

Puncaknya pada Juni 2023, ketika Menhan Shoigu memerintahkan Wagner agar dilebur ke dalam militer Rusia. Sebagai respons, Prigozhin memerintahkan 25.000 pasukannya di Ukraina untuk bergerak menuju Moskow.

"Kejahatan yang disebarkan petinggi militer harus dihentikan,” kata dia waktu itu. Keesokan harinya, Putin menuduh Wagner melakukan "aksi pengkhianatan,” yang diibaratkannya serupa "tikaman di punggung.”

Kudeta Prigozhin berakhir dini ketika Presiden Belarus Aleksander Lukashenko mengumumkan keberhasilan mediasi dan menawarkan suaka bagi prajurit Wagner. Namun sepekan berselang, Prigozhin masih bercokol di Rusia, kata Lukashenko.

Perihal pemberontakan yang gagal terhadap Moskow ditepis oleh Prigozhin sebagai upaya kudeta. Dia mengaku "hanya ingin mendemonstrasikan protes, bukan menjatuhkan pemerintah.”

rzn/hp 

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait