Yordania ajukan rancangan resolusi Yaman dari negara-negara Teluk kepada Dewan Keamanan PBB. Intinya adalah menjatuhkan sanksi terhadap pemberotak Syiah Huthi di Yaman yang didukung Iran.
Iklan
Perhimpunan negara-negara Teluk lewat Yordania yang sat ini menjabat ketua Dewan Keamanan PBB, mengajukan rancangan resolusi Yaman. Terutama koalisi Arab ini mendesak PBB untuk menjatuhkan sanksi terhadap pimpinan pemberontak Syiah Huthi Abdul Malik al Houthi dan anak tertua mantan presiden Ali Abdullah Saleh, Ahmed.
Selain itu negara-negara Teluk juga menuntut agar pemberontak Huthi mundur tanpa syarat dari kawasan ibukota Sanaa serta dari wilayah yang telah diduduki sejak 2013. Huthi juga dituntut membebaskan semua tahanan dan menyerahkan kembali senjata serta fasilitas militer yang mereka duduki. Rancangan resolusi berdasarkan pasal 7 traktat PBB, yang bisa dibarengi aksi militer itu disebut-sebut akan dibahas pekan ini.
Tapi dalam rancangan resolusi itu tidak disinggung tuntutan Rusia untuk menggelar gencatan senjata di Yaman demi tujuan kemanusiaan. Akhir pekan lalu di Dewan Keamanan PBB Rusia menuntut koalisi yang dipimpin Arab Saudi melakukan jeda serangan udara, untuk memungkinkan pasokan bahan bantuan dan mengevakusai warga asing keluar dari Yaman.
Iran dan Turki sepaham
Situasi carut-marut di Yaman juga jadi agenda utama kunjungan presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di Teheran. Walau menunjukkan berbagai perbedaan pandangan terkait krisis Yaman, namun Erdogan dan presiden Iran Hassan Ruhani menunjukkan adanya kesepahaman.
Yaman Masih Membara
Koalisi Arab yang dipimpin Arab Saudi memasuki minggu ke 6 melancarkan serangan udara ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Tawaran gencatan senjata humaniter memunculkan setitik harapan diakhirinya perang.
Foto: Reuters/N. Rahma
Sanaa Terus Dimbombardir
Walau ada tawaran gencatan senjata humaniter, koalisi militer Arab yang dipimpin Arab Saudi terus melancarkan serangan pemboman dari udara. Kubu pertahanan pemberontak Huthi dan aliansi militer yang setia pada mantan presiden Ali Abdullah Saleh di Sanaa, kembali jadi sasaran pemboman koalisi Arab.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
AS Usulkan Gencatan Senjata Humaniter
Menlu AS John Kerry (ki) dan Menlu Arab Saudi Adel al-Jubeir (ka), gelar konferensi pers, umumkan usulan AS untuk gencatan senjata humaniter di Yaman. Kerry mengatakan, konflik memicu kelangkaan bahan pangan, obat-obatan dan BBM di Yaman, serta menimbulkan masalah baru di negara tetangga akibat serbuan arus pengungsi.
Foto: picture-alliance/dpa/AP Photo/A. Harnik
Serangan Artileri Serdadu Arab
Artileri Arab Saudi yang disiagakan di perbatasan juga melontarkan tembakan balasan ke posisi pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Jurubicara koalisi militer Arab, brigadir jenderal Ahmed al-Assiri menyebutkan, pemberontak Huthi berulangkali menembakkan roket ke wilayah Arab Saudi yang melukai sejumlah warga sipil.
Foto: picture-alliance/AP Photo/H. Jamali,
PBB Putuskan Resolusi Yaman
Dewan Keamanan PBB memutuskan resolusi untuk embargo pasokan senjata kepada pemberontak Syiah Huthi di Yaman. Asset global pimpinan kaum Huthi juga akan dibekukan dan diterapkan larangan bepergian. Iran akan mengajukan proposal untuk solusi damai dan mengimbau koalisi Arab hentikan serangan udara.
Foto: REUTERS/L. Jackson
Iran Kirim Kapal Perang
Iran kirim dua kapal perangnya ke Teluk Aden. Alasannya untuk melindungi kapal dagangnya dari serangan perompak. Manuver Iran ini membuat situasi di kawasan konflik sektarian Yaman makin panas. Arab Saudi menuding kapal perang itu hendak menyuplai senjata dan amunisi kepada pemberontak Syiah Huthi.
Foto: Noroozi/AFP/Getty Images
Aden Dikuasai Huthi
Pemberontak Syiah Huthi berhasil menguasi kawasan pusat kota Aden dan sekitar istana presiden (2/3). Dengan jatuhnya Aden secara simbolis kaum Huthi berhasil merebut kubu terakhir dari presiden Mansour Hadi yang menyingkir ke kota ini setelah ibukota Sanaa berhasil direbut pemberontak Syiah Yaman itu
Foto: picture-alliance/AP Photo/Wael Qubady
Serangan Udara Berlanjut
Asap tebal membumbung dari barak milisi di Jabal al-Jumaima kawasan perbukitan dekat ibukota Sanaa akibat serangan udara pesawat tempur koalisi Arab. Petinggi Arab Saudi menegaskan, gempuran lewat udara terhadap posisi pemberontak Syiah Huthi akan terus dilancarkan hingga mereka menyerah kalah dan stabilitas di Yaman kembali tercipta.
Foto: Reuters/M. al-Sayaghi
Operasi Decisive Storm
Jet tempur koalisi Arab yang terdiri dari lebih 10 negara dipimpin angkatan udara Arab Saudi sejak 26 Maret 2015 terus melancarkan serangan udara ke kawasan yang dikuasai pemberontak Syiah Huthi yang diduga didukung Iran. Lebih dari 100 jet tempur dikerahkan untuk aksi 'Decisive Storm' ke Yaman.
Foto: AFP/Getty Images/F. Nureldine
Menangkis Serangan
Pemberontak Syiah Huthi di Yaman menggunakan artileri anti pesawat terbang untuk menangkis serangan udara koalisi yang dipimpin Arab Saudi. Jet tempur koalisi menggempur ibukota Sanaa serta gudang amunisi milik pemberontak di pinggiran ibukota yang dikuasai kelompok pemberontak Syiah itu.
Foto: picture-alliance/dpa/Sinan Yiter / Anadolu Agency
Sanaa Luluh Lantak
Milisi Syiah Huthi menginspeksi kawasan bandar udara Sanaa yang nyaris hancur akibat gempuran pesawat pembom koalisi Arab. Perang itu diibaratkan antara jet tempur F-15 milik Arab Saudi lawan senapan Kalashnikov milik pemberontak. Kaum Syiah Huthi terus bergerak maju dan berhasil menguasai seluruh kawasan ibukota Sanaa serta kawasan lain di selatan Yaman.
Foto: Reuters/N. Rahma
10 foto1 | 10
Ruhani mengatakan."Kami sepaham bahwa perang di Yaman harus segera diakhiri. Dan kami harus membantu negara itu untuk kembali ke kondisi damai serta aman." Sementara Erdogan tidak hanya menyoroti konflik di Yaman meleinkan di seluruh kawasan Timur Tengah. "Pertumpahan darah dan kematian di kawasan ini harus kita upayakan bersama untuk diakhiri", kata presiden Turki itu.
PBB melaporkan situasi kemanusiaan di kawasan pertempuran di Yaman makin memburuk setelah Arab Saudi melancarkan serangan udaranya 26 Maret 2015. Sedikitnya 570 tewas, 1700 cedera dan ratusan ribu warga terpaksa mengungsi.
Jurubicara palang merah internasional Sitara Jabeen mengatakan kepada DW, sebuah pesawat kargo berisi 17 ton bahan bantuan medis sudah disiapkan di ibukota Yordania, Amman, menunggu izin mendarat di Sanaan dari para pihak yang bertikai. Juga sebuah tim dokter masih menunggu izin dari pemberontak Huthi maupun militer koalisi untuk mendapat akses masuk ke Aden.