1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Pemercepat Partikel untuk Perdamaian

7 Agustus 2017

Yordania berambisi punya instlalasi pemercepat partikel. Laboratorium riset itu diharapkan, bisa mendorong penelitian sains dan teknologi, sekaligus memacu perdamaian di kawasan yang terus bergolak itu.

Deutschland Beschleunigeranlage Fair
Ilustrasi sukucadang pemercepat partikelFoto: picture-alliance/dpa/GSI Helmholtzzentrum

Yordania bangun instalasi pemercepat partikel

04:02

This browser does not support the video element.

Lembaga penelitian Sesame berlokasi di kota Allan, di tengah pemandangan indah kawasan pedesaan di barat laut ibukota Yordania, Amman. Di sini juga bakal dibangun instalasi akselerator partikel yang pertama di Timur Tengah. 

Gihan Kamel bekerja di Sesame sebagai spesialis radiasi infra merah. Dengan itu ia mengamati sel-sel tubuh manusia. Juga menggunakan spektrum infra merah menganalisa protein, lipida dan DNA.

Waktu ia datang, aula eksperimen masih kosong-melompong. Belum ada mesin-mesin ditempatkan di sini.

"Sekarang komponen mulai dipasang, kami bisa mengoperasikan laser, dan melihat di sini mulai ada perkembangan. Gambaran kasarnya mulai nampak sedikit demi sedikit. Orang mulai percaya tempat ini akan berfungsi. Sekarang kami bisa mengatakan: inilah impian yang jadi kenyataan", papar Gihan Kamel

Pemercepat partikel di bawah tanah

Tapi laboratorium di lokasi belum dihubungkan dengan akselerator partikel di ruang eksperimen. Jika itu terjadi, mikroskopnya akan jadi "mikroskop super". Para peneliti di Yordania akan bisa meneliti sel secara lebih terperinci lagi.

Letaknya pemercepat partikel tersembunyi  beberapa meter di bawah lantai beton, dan dikelilingi dinding dengan ketebalan tiga meter. Dinding tebal jadi pelindung terhadap pancaran radiasi yang bisa membahayakan orang-orang yang bekerja di sini, kalau akselerator sedang bekerja.

Sekarang instalasinya masih dalam fase uji coba. Bagian-bagian instalasi yang menyerupai lingkaran besar masih ditempatkan. Pembangunannya lebih lama dari perkiraan. Kendalanya, sering dananya macet. Sebagian dari instalasi juga diimpor dari Eropa.

Proses pembangunannya berjalan lebih lambat dari rencana semula, demikian dijelaskan Erhard Huttel. Warga Jerman ini adalah pakar akselerator elektron dan memimpin proyek pembangunan instalasi.

Erhard Huttel menjelaskan, "Jika elektron diarahkan ke magnet bipolar, akan dibangkitkan radiasi dengan spektrum tunggal. Gelombang mikro, infra merah, ultra ungu  dan radiasi Röntgen. Radiasi ini kemudian digabungkan menjadi  laser untuk eksperimen."

Fase ujicoba

Saat ini bagian-bagian instalasi pengukuran radiasi Röntgen sedang dirakit. Instalasi ini juga punya nama, yaitu Basema. Dalam bahasa Arab, Basema artinya "Ia yang tersenyum". Ini sedikit puisi dalam dunia abstrak fisika partikel.

Dalam beberapa bulan, fase uji coba akan berakhir. Setelah itu peneliti bisa mulai melakukan eksperimen dalam kondisi nyata.

Direktur IPTEK di SESAM, Giorgio Paolucci bercerita, eksperimen apa saja yang bisa dilakukan di sini. "Kami meneliti materi. Materi adalah segala hal yang ada di alam, mulai dari atom sampai manusia. Jadi aplikasinya luas, mulai dari fisika, kimia, teknologi nano, ilmu materi dan ilmu kehidupan", papar Paolucci.

Sesame membangkitkan harapan. Di sini ilmuwan yang bermotivasi tinggi sedang bekerja keras membangun laboratorium riset. Mungkin Sesame nantinya bukan saja mendorong sektor ilmu pengetahuan di kawasan itu, melainkan juga proses perdamaian di Timur Tengah.

Penulis: Mabel Gundlach (DWInovator)