Yunani Bangkrut dan Hadapi Kekacauan Politik
1 Juli 2015Akrobat terbaru PM Yunani, Alexis Tsipras dengan mengajukan permohonan kredit di menit terakhir, amat jelas merupakan sebuah manuver kampanye. Ia menolak program bantuan tahap kedua, tapi meminta program bantuan tahap ketiga dari para donor Troika. Di sini logika tidak jalan.
Tsipras tahu persis, bahwa kelompok pengguna mata uang Euro, tidak akan dapat menyetujui permohonan kilat dari Athena itu. Dengan itu, di dalam negeri ia bisa kembali meraih poin politik, dan mengklaim pihaknya berjuang hingga detik-detik terakhir.
Pertanyaan yang kini mencuat: Apakah rakyat Yunani sedemikian bodohnya hingga menelan mentah-mentah manuver itu? Sepintar apa rakyat Yunani akan jelas terlihat dari hasil referendum yang akan digelar Minggu (5/7). Yang terlihat saat ini, PM Alexis Tsipras tidak lagi merasa yakin, bahwa rakyatnya akan mengatakan "tidak" kepada Eropa.
Yang sudah pasti adalah, Uni Eropa tidak lagi berharap bisa mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Tsipras. Secara terbuka pimpinan Uni Eropa mengimbau rakyat Yunani agar dalam referendum menyetujui rancangan renegosiasi utang. Dan bila Tsipras kalah dalam referendum itu, ia harus mundur jika masih memiliki perasaan tanggung jawab bagi Yunani.
Yang juga sudah jelas adalah, untuk pertama kalinya sejak lima tahun terakhir, negara Eropa itu mulai sekarang tidak lagi mendapat bantuan finansial dari luar. Yunani kini tidak punya akses ke pasar moneter swasta. Ibaratnya Yunani sudah tengggelam hingga ke hidung, dan perbankan di negara itu hanya bisa hidup beberapa hari lagi dengan bantuan belas kasihan Bank Sentral Eropa.
Tegasnya: bangkrutnya Yunani dan didepaknya negara ini dari zona mata uang Euro hanya tinggal soal waktu. Eksperimen pemerintahan radikal kiri Syriza terbukti sudah gagal. Saat ini Yunani menghadapi krisis dan kecauan politik dalam negeri. Juga harus diingat dampak dari taktik politik Tsipras ini harus ditanggung seluruh rakyat Yunani hingga ke generasi mendatang. Pasalnya, kredit dari dana penyelamatan senilai 120 milyar Euro baru akan dinyatakan kadaluwarsa 30 tahun ke depan.
Kini semua hanya bisa berharap, Yunani akan dapat memulai awal baru setelah referendum. Sebuah keputusan pilihan rakyat dalam referendum demokratis bersifat legitim. Tidak ada yang ingin menghina atau merampas kemerdekaan Yunani. Jika rakyat memutuskan keluar dari zona Euro, artinya Yunani harus bisa hidup tanpa kredit dan berdaulat sendirian. Yunani sudah sejak bertahun-tahun tidak lagi menghormati solidaritas Eropa atau integrasi Eropa.