Yunani Harus Lakukan Reformasi Total
20 Juli 2015Pengucuran kredit darurat baru kepada Yunani untuk mencegah kebangkrutan lebih para negara zona Euro itu ditanggapi secara kritis oleh media internasional. Yunani harus melaksanakan kewajibannya melakukan reformasi yang ketat agar bisa mendapat kepercayaan donor yang nyaris hilang. Hanya dengan meraih kembali kepercayaan dan berhenti membuka front yang memprovokasi negara kreditor, Athena akan mendapat "haircut" atau pembebasan sebagian utangnya.
Harian Belanda de Volkskrant mengomentari kucuran kredit darurat bernilai 7,2 milyar Euro bagi Yunani dengan tajuk berjudul "Yunani harus menyadari realita". Harian yang terbit di Amsterdam itu lebih lanjut menulis: Reformasi yang harus dijalankan Yunani membutuhkan perubahan budaya yang membangkitkan lagi kepercayaan mitra donor. Selain itu, Athena juga harus menyadari, "secercah sinar di ujung terowongan gelap" bagi penuntasan krisis, tidak akan bisa dicapai tanpa pengurangan beban utang dari para kreditor. Yunani harus menunjukan aksi nyata terlebih dahulu, sebelum "haircut" atau pemotongan sebagian beban utang dapat dilakukan. Tapi di sisi lainnya, mitra di zona mata uang Euro juga harus menghentikan debat kusir di parlemen menyangkut krisis utang Yunani, agar turbulensi di pasar keuangan bisa diakhiri. Selain itu, tindakan ini juga akan menghentikan polarisasi di dalam Uni Eropa yang akan menghancurkan aliansi ini dari dalam.
Majalah keuangan dan ekonomi Forbes dalam sebuah kolomnya memasang karikatur yang membidik Jerman sebagai salah satu negara donor yang bersikeras agar Yunani menerapkan pengetatan anggaran dan reformasi total untuk menyehatkan kembali ekonominya. Forbes menggambarkan ketidak seimbangan di zona Euro, dimana PM Alexis Tsipras yang mengusung gunung utang amat berat duduk di satu ujung jungkitan, sementara kanselir Jerman Angela Merkel melayang di ujung lainnya, diangkat oleh "balon-balon" konjunktur ekonomi yang positif.
Sementara harian Austria Die Presse menulis tajuk yang mengritik perubahan sikap kanselir Austria dalam menyikapi krisis utang Yunani. Harian yang tervit di di Wina ini berkomentar : Kanselir Austria Werner Faymann kini melakukan manuver, mengubah posisi berpaling ke Athena dan mengecam Berlin dengan mengritik sikap keras menteri keuangan Jerman Wolgang Schäuble. Muncul pertanyaan, apakah Austria kini lebih menitik beratkan kebijakan utang dan bukannya penghematan? Atau hitung-hitungan angka dan fakta, yang menjadi basis argumentasi menteri keuangan Jerman tidak dimengerti oleh kanselir Austria? Kini makin terlihat, prinsip Yunani, tidak menuntaskan konflik tapi menggesernya ke ambang batas hingga konflik nyaris tidak terlihat, juga dianut oleh Austria.
Sementara pemancar televisi kanal 1 Jerman ARD, menunjukkan grafik untuk menjelaskan bagaimana posisi utang Yunani saat ini dibanding dengan progonosa utang zona Euro , dengan kemampuannya untuk membayar kembali utangnya. Terlihat bahwa zona Euro merencanakan utang sekitar 60 persen dari pendapatan kotornya. Sementara Yunani, membelanjakan uang "yang tidak mereka miliki" sekitar 77 persen dari pendapatan kotornya. Bahkan diramalkan tahun 2018 nanti, Yunani menanggung beban utang dua kali lipat dari progonosa pendapatannya.
as/ml(dpa,afp,twitter)