Yunani siap laksanakan paket reformasi tahap pertama. Parlemen di Athena telah menyepakati persyaratan dari donor Eropa yang lebih ketat dibanding sebelum referendum. Tanpa kucuran kredit baru Yunani akan bangkrut.
Iklan
Kesepakatan dengan suara mayoritas di parlemen Yunani Rabu (15/7) malam atas paket reformasi tahap pertama yang diajukan kreditor Eropa mengandung konsekuensi penerapan program penghematan terbaru sebagai syarat "bailout" tahap ketiga. Paket penghematan bagi program kredit baru itu lebih berat dibanding usulan sebelumnya yang ditolak rakyat pada referendum 5 Juli. Athena antara lain harus menaikkan pajak pertambahan nilai dan mereformasi sistem pensiunnya yang dinilai tidak sesuai kondisi zaman.
Persetujuan parlemen di Athena itu akan membuka jalan bagi pengucuran kredit darurat transisi senilai 7 milyar Euro. Para menteri keuangan negara donor Eropa Kamis (16/7) mulai bersidang membahas tema ini. Jika tidak mendapat kredit darurat segera, Yunani hari Senin (20/7) akan kembali mengalami "default", akibat tidak mampu membayar cicilan utang yang jatuh tempo kepada Bank Senttral Eropa (ECB). Dalam tiga minggu terakhir, Yunani sudah dua kali mengalami default.
Terkait dengan masalah itu, dewan gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) di Frankfurt juga mulai bersidang, untuk membahas pengucuran kembali dana segar ke bank-bank Yunani, Langkah ECB ini akan memungkinkan pembukaan kembali operasi bank-bank Yunani yang ditutup selama tiga minggu terakhir ini karena tidak memiliki uang tunai.
Kontroversi Tsipras
Walau begitu, kesepakatan parlemen Yunani untuk menerima paket penghematan ketat sebagai syarat pemberian bailout tahap ketiga dibayangi pernyataan kontroversial PM Alexis Tsipras dan aksi demonstrasi kekerasan kelompok anti Euro.
Dalam sebuah wawancara televisi, Tsipras menyatakan ia dipaksa menerima persyaratan paket bantuan tahap tiga itu. "Saya tahu aksi penghematan itu sangat berat dan tidak akan menguntungkan ekonomi Yunani. Namun tidak ada alternatif lain untuk mencegah bangkrutnya negara kami", tambah Tsipras.
Menanggapi perkembangan krisis di Yunani, menteri keuangan Jerman Wolfgang Schäuble yang paling gigih mengkritik eksistensi Yunani di zona Euro, kembali menegaskan usulannya agar Yunani untuk sementara keluar dari zona Euro. "Ini merupakan cara untuk mendapat penghapusan sebagian utang atau penjadwalan kembali pembayaran utang", ujar Schäuble. Menteri keuangan Jerman itu juga menegaskan, amat sulit bagi Yunani untuk membayar utangnya jika "haircut" atau penjadwalan kembali tidak dilakukan.
Dalam wawancara dengan televisi kanal 1 Jerman ARD, direktur mekanisme stabilitas Eropa ESM, Klaus Regling memperingatkan dampaknya jika perundingan bailout tahap ketiga itu gagal. "Sistem perbankan Yunani akan ambruk. Efeknya tidak hanya akan diderita Yunani, namun akan meluas ke negara-negara pengguna Euro lainnya", ujar Regling. ESM menjanjikan kontribusi 50 milyar Euro dari rencana bailout bernilai total 86 milyar Euro itu.
as/ml(rtr,afp,dpa,ap)
7 Langkah Untuk Atasi Krisis Yunani
Sejumlah pakar ekonomi kenamaan mengajukan sejumlah usulan tindakan untuk atasi krisis utang Yunani. Tidak mudah dijalankan di negara yang miskin infrastruktur ekonomi dan dijirat erat korupsi yang menggurita itu.
Foto: Reuters/Y. Behrakis
Berantas Korupsi
Langkah pertama dan yang paling logis adalah memberantas korupsi yang sudah menggurita di Yunani. Dalam indeks korupsi 2014 yang disusun Tranparency International Yunani berada di posisi ke 80 dari 175 negara di dunia. Tingkat korupsi rata-rata mencapai 24 persen dan lebih dari 60 persen pejabat mengaku sedikitnya satu kali dalam karirnya menerima uang sogokan.
Foto: Fotolia/Elnur
Perangi Penggelapan Pajak
Ekonomi Yunani juga tumbang gara-gara tingginya kasus pengemplang pajak. Nikos Lekkas, direktur audit pajak Yunani pada 2012 menaksir kerugian pemasukan negara akibat penggelapan pajak mencapai 40 hingga 45 milyar Euro per tahun. Sebagai ilustrasi, Yunani tahun ini ajukan permohonan kredit darurat sebesar 49 milyar Euro untuk atasi krisis.
Foto: picture-alliance/dpa
Reformasi Sistem Pensiun
Sistem pensiun di Yunani adalah bom waktu, ujar Olivier Passet, direktor analisa ekonomi Xerfi. Jika tidak direformasi, sekitar 8 hingga 10 persen pendapatan nasional bruto akan tersedot untuk membayar pensiun. Selain itu, diusulkan agar jumlah pegawai negeri juga diciutkan dan efisiensinya ditingkatkan.
Foto: picture alliance/AA/A. Mehmet
Diversifikasi Ekonomi
Masalah terberat ekonomi Yunani adalah tidak adanya sektor ekonomi unggulan yang memiliki nilai tambah tinggi. Gabriel Colletis profesor dari universitas Toulouse Perancis mengatakan konsekuensinya, sulit melakukan diversifikasi ekonomi di Yunani. Sektor turisme yang jadi andalan, ambruk seiring krisis utang. Kini Yunani harus mulai membangun sektor ekonomi dengan nilai tambah tinggi.
Foto: Fotolia/kojin_nikon
Dongkrak Ekspor
Ini juga impian muluk. Defisit bisnis luar negeri Yunani rata-rata 20,5 milyar Euro setahun. Menurut Charles Wyplosz, profesor pada International and Development Studies di Jenewa, Yunani tidak serius dorong ekspor. Minyak zaitun buatan Yunani sulit tembus pasar internasional. Pemerintah di Athena harus menggelar promosi dagang lebih baik dan membantu perusahaannya tembus pasar luar negeri.
Foto: DW/D. Dimitrakopoulos
Menarik Investor Asing
Sama sulitnya dengan diversifikasi ekonomi adalah menarik masuknya investor asing. Tingginya kasus korupsi, kolusi dan nepotisme di Yunani sudah terkenal ke seluruh dunia. Untuk dapat menarik minat pemodal asing, Yunani mau tidak mau harus mereformasi seluruh struktur yang ada.
Foto: picture alliance/chromorange/Ohde
Perangi Brain Drain
Yang amat memprihatinkan adalah kaburnya warga terbaik Yunani ke luar negeri. Para akademisi dan cerdik pandai tidak temukan pekerjaan dengan gaji layak di negerinya sendiri. Tingkat pengangguran capai 27 persen dan separuhnya kaum muda di bawah 25 tahun. Pemerintah harus proaktif mendorong penciptaan lapangan kerja, jika tidak ingin terus terpuruk ke jurang krisis dan pemiskinan rakyat.