Yunani Tuduh Turki Mendorong Migran ke Perairannya
10 November 2021
Pejabat Yunani mengklaim Turki bertindak seperti "negara bajak laut di Laut Aegea" dalam hal menangani imigran. Athena meminta Uni Eropa untuk menekan Ankara agar memenuhi kewajiban internasionalnya.
Iklan
Pihak berwenang Yunani merilis video kapal Turki yang muncul untuk mengawal perahu karet yang penuh dengan migran ke perairan teritorial Yunani.
Athena sering menyalahkan Ankara karena gagal menindak penyelundup yang mengirim migran dengan perahu yang tidak aman dari pantainya. Tindakan itu melanggar kesepakatan Uni Eropa pada tahun 2016.
Berdasarkan kesepakatan itu, Turki akan mengurangi aliran migran melalui wilayahnya ke negara-negara Uni Eropa seperti Yunani. Sebagai imbalannya, Turki akan diberikan bantuan keuangan sejumlah miliaran euro.
Iklan
Apa kata otoritas Yunani tentang video itu?
"Video itu tanpa diragukan lagi menunjukkan upaya kapal penjaga pantai Turki untuk melakukan manuver berbahaya untuk memandu sampan ke perairan Yunani," kata Penjaga Pantai Yunani.
Pernyataan itu menambahkan bahwa penjaga pantai mencegah para migran memasuki perairan Yunani. Kapal dan sampan Turki itu akhirnya kembali ke pantai Turki.
Menteri Urusan Maritim Yunani Giannis Plakiotakis menuduh Turki bertindak seperti "negara bajak laut di Laut Aegea, melanggar perjanjiannya dengan Uni Eropa."
Plakiotakis meminta UE untuk memberikan "tekanan yang lebih besar pada Turki untuk mematuhi kewajiban internasionalnya." Baik Yunani dan Turki saling menuduh gagal mematuhi kesepakatan tentang pengungsi tahun 2016 dengan UE.
Sementara, Turki mengatakan Yunani tidak kooperatif dan telah memperlakukan pencari suaka secara tidak manusiawi.
Foto Ikonik Krisis Pengungsi Di Eropa
Jutaan pengungsi hijrah ke Eropa antara tahun 2015 dan 2016. Pemberitaan migrasi gelap dan penderitaan para pengungsi beberapa tahun terakhir turut mempengaruhi opini publik di Eropa.
Foto: picture alliance/AP Photo/E. Morenatti
Upaya mempertahankan hidup
Pengungsian dan penderitaan: Ratusan ribu orang, kebanyakan berasal dari Suriah, masuk ke Yunani dari Turki tahun 2015 dan 2016. Sekitar 10.000 orang terdampar di pulau Lesbos, Chios dan Samos. Tahun 2017, tercatat sudah lebih dari 6.000 pengungsi yang datang dari Januari sampai Mei.
Foto: Getty Images/AFP/A. Messinis
Berjalan kaki menembus Eropa
Tahun 2015 dan 2016, lebih satu juta orang mencoba mencapai Eropa Barat dari Yunani atau Turki melalui rute Balkan - lewat Makedonia, Serbia dan Hungaria. Aliran pengungsi hanya terhenti ketika rute ini ditutup secara resmi. Saat ini, sebagian besar pengungsi memilih rute Mediterania yang berbahaya dari Libya ke Eropa.
Foto: Getty Images/J. Mitchell
Kemarahan global
Gambar ini mengguncang dunia. Mayat bocah Aylan Kurdi berusia tiga tahun dari Suriah hanyut di pantai di Turki, September 2015. Foto ini tersebar luas dengan cepat lewat jejaring sosial dan menjadi simbol krisis pengungsi.
Foto: picture-alliance/AP Photo/DHA
Kekacauan dan keputusasaan
Kerusuhan di menit-menit terakhir: Ribuan pengungsi mencoba masuk ke dalam bus yang sudah penuh sesak dan kereta api di Kroasia setelah mengetahui rute melalui Eropa akan segera ditutup. Pada Oktober 2015, Hongaria menutup perbatasannya dan membuat kamp penampungan tempat pengungsi tinggal selama proses pendaftaran suaka.
Foto: Getty Images/J. J. Mitchell
Perbatasan ditutup
Penutupan resmi rute Balkan bulan Maret 2016 menyebabkan kondisi kacau-balau di seberang perbatasan. Ribuan pengungsi yang terdampar mulai marah dan putus asa. Banyak yang mencoba menyeberangi perbatasan dengan segala cara, seperti para pengungsi ini di perbatasan Yunani-Makedonia tak lama setelah perbatasan ditutup.
Seorang anak berbalut debu dan darah: Foto Omran yang berusia lima tahun mengejutkan publik saat dirilis tahun 2016. Ini menjadi gambaran kengerian perang saudara dan penderitaan rakyat di Suriah. Setahun kemudian, gambar-gambar baru Omran beredar di internet dalam kondisi yang sudah lebih baik.
Foto: picture-alliance/dpa/Aleppo Media Center
Belum tahu tinggal di mana
Seorang pria Suriah membawa putrinya di tengah hujan di perbatasan Yunani-Makedonia di Idomeni. Dia berharap bisa hidup aman dengan keluarganya di Eropa. Menurut peraturan Dublin, permohonan suaka hanya bisa diajukan di negara pertama tempat pengungsi menginjak Eropa. Yunani dan Italia menanggung beban terbesar.
Foto: Reuters/Y. Behrakis
Mengharapkan pertolongan
Jerman tetap menjadi tujuan utama para pengungsi, meski kebijakan pengungsi dan suaka di Jerman sejak munculnya arus pengungsi diperketat. Tetapi Kanselir Jerman Angela Merkel menyatakan Jerman tetap terbuka bagi pengungsi. Sejak 2015, Jerman telah menerima sekitar 1,2 juta pengungsi. Kanselir Merkel jadi ikon harapan bagi banyak pengungsi baru.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Hoppe
Situasi darurat di penampungan
Di utara Prancis, pihak berwenang membersihkan "hutan" yang terkenal di Calais. Kamp itu terbakar saat dilakukan evakuasi bulan Oktober 2016. Sekitar 6.500 penghuninya disalurkan ke tempat-tempat penampungan lain di Perancis. Setengah tahun kemudian, organisasi bantuan melaporkan banyak pengungsi anak-anak yang menjadi tunawisma di sekitar Calais.
Foto: picture-alliance/dpa/E. Laurent
Tenggelam di Laut Tengah
Kapal penyelamat organisasi bantuan dan pemerintah setempat terus melakukan pencarian kapal migran yang terancam tenggelam. Meski pelayaran sangat berbahaya, banyak pengungsi tetap berusaha melarikan diri dari konflik dan kemiskinan. Mereka berharap menemukan masa depan yang lebih baik di Eropa. Pada tahun 2017 ini saja, sudah 1.800 orang meninggal di perjalanan. (Teks: Charlotte Hauswedell/hp,rn)
Foto: picture alliance/AP Photo/E. Morenatti
10 foto1 | 10
PM Yunani berdebat dengan wartawan tentang migrasi
Ketika pemerintah Yunani mengecam Turki karena pendekatannya terhadap para migran, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mistotakis juga menghadapi kritik dari media dan organisasi hak asasi manusia atas tanggapannya terhadap krisis pengungsi.
Seorang jurnalis Belanda, Ingeborg Beugel, menuduh Mitsotakis pada Selasa (09/11) terlibat dalam "pelecehan narsis" sehubungan dengan para migran. Beugel menghadiri konferensi pers antara Mitsotakis dan Perdana Menteri Belanda Mark Rutte di Athena.
Beugel mengatakan pemimpin Yunani itu "berbohong" tentang penolakan migran di negara itu. Organisasi hak asasi manusia, termasuk badan pengungsi PBB UNHCR, sebelumnya telah menuduh bahwa Yunani mendorong kembali para migran dari perbatasan darat dan lautnya menuju Turki.
"Saya mengerti bahwa di Belanda Anda memiliki budaya mengajukan pertanyaan langsung kepada politisi, yang sangat saya hormati," jawab Mitsotakis. "Yang tidak akan saya terima adalah bahwa di kantor ini Anda menghina saya atau orang Yunani dengan tuduhan dan ekspresi yang tidak didukung oleh fakta material."
Beugel kemudian menyebut kondisi bagi para migran di Yunani "mengerikan”. Sementara, Mitsotakis mengatakan pemerintahnya akan "mendukung" kebijakan suakanya yang "keras tapi adil".
Yunani adalah salah satu titik masuk utama bagi para migran ke UE. Mitsotakis, yang partai kanan-tengahnya, Demokrasi Baru, berkuasa pada 2019, sebelumnya menyatakan frustrasi karena negara-negara Uni Eropa lainnya tidak berbagi beban untuk menampung para pencari suaka.