Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertemu Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak di London, setelah sebelumnya mengunjungi Italia, Jerman dan Prancis. Tur ini dilakukan saat Ukraina menyiapkan serangan musim semi.
Iklan
Lwat Twuitter Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan pada Senin (15/04) dia tengah dalam perjalanan ke Inggris untuk berbincang dengan Perdana Menteri Rishi Sunak.
Kunjungan itu merupakan bagian dari perjalanan ke sejumlah negara sekutu di Eropa untuk menggalang dukungan militer menjelang serangan balasan Ukraina untuk merebut kembali wilayah-wilayah yang diduduki pasukan Rusia.
"Hari ini, London. Inggris jadi pemimpin dalam mengembangkan kemampuan kami di darat dan di udara. Kerja sama ini bakal berlanjut hari ini," kata Zelenskyy di akun Twitternya.
"Saya akan bertemu teman saya Rishi. Kami akan membuat negosiasi substantif secara tatap muka dan berbentuk delegasi."
Minggu lalu, Inggris menjadi negara pertama yang memasok rudal jelajah jarak jauh ke Kyiv.
Linimasa Setahun Perang di Ukraina dalam Foto
Pada 24 Februari 2022 pagi, Rusia menginvasi Ukraina. Menurut PBB, ribuan tentara dan warga sipil telah tewas. Linimasa peristiwa mengejutkan terekam dalam foto-foto berikut ini.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP/Getty Images
Hari yang gelap bagi jutaan orang
Pada 24 Februari 2022 pagi, banyak warga Ukraina terbangun karena ledakan seperti ini di ibu kota, Kyiv. Rusia telah melancarkan invasi besar-besaran, menandai serangan terbesar oleh satu negara terhadap negara lain sejak Perang Dunia II. Tak lama berselang, Ukraina mengumumkan darurat militer. Bangunan sipil menjadi sasaran dan kasus kematian pertama dilaporkan segera setelah itu.
Foto: Ukrainian President s Office/Zuma/imago images
Penembakan terus-menerus
Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara tentang "operasi militer khusus" dan mengatakan dia akan merebut wilayah timur Donetsk dan Luhansk. Penduduk kota Mariupol di Oblast Donetsk berlindung di ruang bawah tanah selama berminggu-minggu. Banyak yang mati di bawah reruntuhan. Serangan udara Rusia di teater, tempat ratusan orang berlindung pada Maret 2022, dikecam oleh kelompok hak asasi manusia.
Foto: Nikolai Trishin/TASS/dpa/picture alliance
Eksodus massal
Perang di Ukraina telah menyebabkan pengungsian besar-besaran yang tak terlihat di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut badan pengungsi PBB (UNHCR), lebih dari 8 juta orang telah meninggalkan negara itu. Polandia sendiri telah menampung 1,5 juta orang, lebih banyak dari negara Uni Eropa lainnya. Jutaan orang, terutama dari timur dan selatan Ukraina, terpaksa mengungsi dari perang.
Foto: Anatolii Stepanov/AFP
"Adegan" horor di Bucha
Hanya dalam beberapa minggu, tentara Ukraina berhasil mengusir pasukan militer Rusia dari daerah di utara dan timur laut negara itu. Rencana Rusia untuk mengepung ibu kota, Kyiv, gagal. Setelah wilayah dibebaskan, dugaan kekejaman Rusia menjadi jelas. Gambar warga sipil yang disiksa dan dibunuh di Bucha, dekat Kyiv, menyebar ke seluruh dunia. Para pejabat melaporkan ada 461 kematian.
Foto: Carol Guzy/ZUMA PRESS/dpa/picture alliance
Kehancuran dan kematian di Kramatorsk
Jumlah korban sipil di Donbas meningkat pesat. Pejabat mengatakan kepada penduduk sipil untuk mundur ke daerah yang lebih aman, tetapi rudal Rusia juga menargetkan mereka saat berusaha melarikan diri, termasuk di Kramatorsk. Lebih dari 61 warga tewas dan 120 lainnya terluka di stasiun kereta api pada April 2022, di saat ribuan orang berharap bisa menyelamatkan diri.
Selama serangan udara Rusia, jutaan orang Ukraina mencari perlindungan di tempat-tempat penampungan. Bagi orang-orang yang dekat dengan garis depan dalam jangkauan artileri, ruang bawah tanah telah menjadi rumah kedua. Di Kyiv (seperti yang terlihat di atas) dan Kharkiv, stasiun kereta bawah tanah menjadi tempat berlindung yang aman.
Foto: Dimitar Dilkoff/AFP/Getty Images
Risiko nuklir tinggi di Zaporizhzhia
Pada minggu-minggu pertama setelah invasi, Rusia menduduki sebagian besar wilayah selatan dan timur Ukraina, termasuk dekat Kyiv. Pertempuran meluas ke lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di tenggara, yang sejak saat itu berada di bawah kendali Rusia. Badan Energi Atom Internasional mengirim para ahli ke PLTN tersebut dan menyerukan zona aman di sekitar area itu.
Foto: Str./AFP/Getty Images
Jumlah korban tewas tidak jelas
Jumlah pasti korban tewas akibat perang masih belum jelas. Menurut PBB, setidaknya 7.200 warga sipil telah tewas dan 12.000 lainnya terluka, bahkan jumlah yang sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Jumlah pasti tentara Ukraina yang tewas juga tidak pasti. Pada Desember 2022, penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak memperkirakan jumlahnya mencapai 13.000 jiwa.
Foto: Raphael Lafargue/abaca/picture alliance
Kiriman senjata dari Barat untuk Ukraina
Pengiriman senjata dari negara-negara Barat ke Ukraina telah menjadi topik hangat sejak awal perang, tetapi mulanya Kyiv hanya menerima sedikit. Peluncur roket HIMARS buatan AS benar-benar membantu pertahanan. Mereka telah mengizinkan militer Ukraina untuk menghentikan pasokan amunisi ke artileri Rusia dan kemungkinan besar juga berkontribusi pada keberhasilan serangan balik Ukraina.
Foto: James Lefty Larimer/US Army/Zuma Wire/IMAGO
Harapan bisa segera masuk Uni Eropa
Pesan video harian dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, di mana dia melaporkan kondisi negara dan perang yang sedang berlangsung, dilihat oleh jutaan orang. Zelenskyy tidak hanya mampu menyatukan penduduk negaranya, tetapi juga mendapatkan dukungan Barat. Integrasi Eropa telah berkembang pesat di bawah kepemimpinannya dan Ukraina sekarang berada di jalur menuju keanggotaan Uni Eropa. (ha/hp)
Foto: Kenzo Tribouillard/AFP
10 foto1 | 10
Zelenskyy temui petinggi Italia hingga Paus Fransiskus
Zelenskyy memulai misi diplomatik penting ke Italia dan Vatikan pada Sabtu (13/05), di mana dia mengadakan pembicaraan dengan para pejabat senior di pemerintahan Italia dan Gereja Katolik Roma.
Saat kedatangannya, Zelenskyy menulis di Twitter bahwa ini adalah "kunjungan yang penting untuk menjelang kemenangan Ukraina."
Saat di Roma, Zelenskyy mengadakan pertemuan terpisah dengan Presiden Italia Sergio Mattarella dan Perdana Menteri Giorgia Meloni.
Meloni menjanjikan dukungan penuh Italia kepada Ukraina dalam usahanya untuk mengusir "agresi brutal dan tidak adil" Rusia. Bersama Zelenskyy, Meloni menyebut Italia akan melanjutkan pasokan senjata kepada Ukraina dan mendukung negara tersebut selama diperlukan.
"Kami bertaruh pada kemenangan Ukraina," tambah Meloni. Perdana Menteri Italia itu juga kembali menekankan tawaran Uni Eropa kepada Ukraina.
Perjalanan Zelenskyy ini menandai kunjungan pertamanya ke Italia sejak Rusia melancarkan invasi besar-besaran pada awal tahun lalu.
Zelenskyy minta Paus mengecam keras pihak Rusia
Usai bertemu dengan Mattarella dan Meloni, Zelenskyy menuju Vatikan untuk bertemu dengan Paus Fransiskus.
"Saya bersyukur atas perhatian pribadinya atas tragedi yang menimpa jutaan orang di Ukraina," kata Zelenskyy di Twitternya. "Saya berbicara soal puluhan ribu anak yang dideportasi."
"Selain itu, saya meminta Paus Fransiskus untuk mengutuk kejahatan Rusia di Ukraina. Sebab, tidak ada kesetaraan antara korban dan penyerang," tambahnya, sambil meminta pemimpin Gereja Katolik itu untuk mendukung 10 poin perdamaian Kyiv.
Temui Kanselir Jerman Olaf Scholz
Dari Italia, Zelenskyy melanjutkan kunjungannya ke Jerman, Ini adalah pertama kalinya dia mendatangi Berlin sejak Rusia melakukan invasi. Setelah bertemu dengan Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier dan Kanselir Olaf Scholz, Zelenskyy didampingi Olaf Scholz menerima hadiah Charlemagne di kota Aachen.
Zelenskyy terbang menggunakan jet militer Jerman dari Roma ke Berlin. Pertemuan itu lama dirahasiakan demi alasan keamanan.
Kanselir Jerman Olaf Scholz sekali lagi berjanji pada Zelenskyy bahwa Jerman akan mendukung Ukraina "selama yang diperlukan."
Dalam sebuah konferensi pers, Scholz menyebut Jerman telah memberikan bantuan militer dan kemanusian sebesar €17 miliar (sekitar Rp270 triliun) kepada Ukraina.
Jerman dan Ukraina semakin dekat, kata Scholz
Jerman menjanjikan paket baru bantuan militer senilai lebih dari €2,7 miliar (sekitar Rp43 triliun) untuk Kyiv.
"Di masa yang paling menantang dalam sejarah modern Ukraina, Jerman (bangga) menjadi teman sejati dan sekutu yang dapat diandalkan," tulis Zelenskyy dalam buku tamu kepresidenan Jerman. "Bersama-sama kita akan menang dan membawa perdamaian kembali ke Eropa."
Iklan
Prancis janjikan bantuan militer tambahan
Dalam rangkaian kunjungan tersebut, dari Jerman Zelenskyy berangkat ke Paris danbertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Keduanya bertemu sekitar tiga jam di Istana Kepresidenan Prancis Elysee.
Macron mengatakan bahwa Perancis bakal memasok puluhan tank ringan dan kendaraan lapis baja "dalam beberapa minggu ke depan," tanpa memberikan jumlah spesifik. Dia juga menjanjikan akan ada bantuan lebih banyak sistem pertahanan udara, tetapi rinciannya tetap tidak dipublikasikan.
Dalam sebuah pernyataan, Prancis menggambarkan dukungannya untuk kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial Ukraina sebagai "tak tergoyahkan" dan berjanji bahwa bantuan politik, ekonomi, kemanusiaan dan militernya akan terus berlanjut "selama diperlukan."
Dalam sebuah tweet pada saat kedatangannya, Zelenskyy mengatakan "dengan setiap kunjungan, kemampuan pertahanan dan ofensif Ukraina berkembang. Hubungan dengan Eropa semakin kuat, dan tekanan terhadap Rusia semakin meningkat."
Prancis sejauh ini telah memasok Ukraina dengan berbagai persenjataan, termasuk sistem pertahanan udara, tank ringan, howitzer, persenjataan dan peralatan lainnya dan bahan bakar.